Pages

under construction 1

under construction

under construction 2

under construction

under construction 3

under construction

under construction 4

under construction

under construction 5

under construction

Minggu, 29 Desember 2013

Some fruits on my garden

In this post I would like to share some pictures of fruits that grow on my garden.
They are not expensive or special fruits, most of them just ordinary fruits that we can find it easily in this region. 
If you have any other fruit plants you wanna exchange please do not mind to write your comments down below in the comment box. I love gardening and have something new for my garden is seems so cool.
I will update the picture if I think there's something new or something interesting come up in my small garden. Beside fruits, I also have vegetables and flowers but I will write about them in the other posts.

Lets get started from the first fruits, taraaa.... I have pumpkin, yes pumpkin but it's still small and green. This pumpkin can grow bigger and its color tuns into yellow. 


Do you know what kind of fruits it is? Guess what... Yah that's right this is sapodilla fruit or zapota or "sawo" in Indonesian language. According to Wikipedia this fruits has name manilkara zapota which is long lived evergreen tree native to southern Mexico, Central America and Carribean. The fruit has an exceptionally sweet and malty flavour. It drying out the mouth if eaten raw.



Well, the next fruit in my garden is citrus. It tasted almost same with orange. I think this is the orange with green color. Yeaa... orange but green LOL
This is how it looks like

nothing special, similar to other citrus trees

the green orange

Actually I have many more fruits in my garden such as pineapple, coconut, banana, jackfruit, guava, rose apple, mango, morinda or noni, phaleria and many more. Unfortunately I don't have their picture because now is not wet season when fruits trees usually fruiting. I will write in other posts about my small garden.
Hopefully you enjoy this blog and please write your comments down below. 
Thank you for reading...

~ Rin ~

Jumat, 27 Desember 2013

deleted


deleted

Wewangian

Kemenyan, bukhur, agarbatti, dupa, sambrani...


Saya punya pengalaman dimarahi ketika menyalakan dupa dan dipaksa mematikan incense stick yang sedang saya bakar. Ternyata menurut beliau dengan saya membakar wewangian itu saya memanggil setan, makhluk gaib atau sejenisnya serta dianggap musrik... Ah, padahal salah satu rekan yang melarang saya itu baru saja dari salon menikmati spa dengan aroma theraphy bedanya yang di spa itu memakai burning oil. Saya juga pernah menikmati layanan spa di lokasi yang sama dengan aromatheraphy dari incense stick. Nah lo... apa terus di salon kita mau ketemu setan? Kok nggak protes waktu kapster di salon ini menyalakan aroma theraphy.
Saya terkadang juga memakai burning oil untuk mengharumkan kamar, wanginya lebih lembut dan benar-benar tanpa asap tapi perlu lebih waspada karena bisa saja cairan di dalam burner sudah habis sementara api masih menyala, jelas resiko kebakaran atau minimal merusak burner.
Memang segala bakar-bakaran ini berbahaya karena melibatkan penggunaan api, katanya sih lebih aman memakai burner elektronik yang dicolokin listrik tapi saya sendiri belum pernah memakainya.
well, kembali ke cerita mengenai wewangian yang dibakar ini. Jaman dulu saya sering melihat orang membakar kemenyan di rumah maupun di makam. Budhe saya juga membakar kemenyan saat ziarah ke makam leluhur. Menyapa dan memberi makan kepada entitas selain manusia menurut saya itu baik, nggak beda jauh dengan kita memberi makan pada orang lain atau memberi makan pada burung liar. Ah, tapi saya tidak ingin membahas wewangian ini dari sisi supranatural.
Salah seorang rekan saya yang pernah 6 tahun tinggal di Arab Saudi bercerita bahwa disana orang-orang biasa menggunakan buhur/bokhur untuk mewangikan pakaian atau ruangan. Proses pembakarannya nggak beda jauh dengan pembakaran kemenyan. Bahkan di toko-toko perlengkapan ibadah muslim saya sering menemukan mereka juga menjual serbuk berwarna hitam yang katanya untuk wangi-wangian dengan cara dibakar. Dengar-dengar sih bahan dasarnya getah kemenyan yang sudah dicampur getah pohon lain, lah... kalau begini apa bedanya dengan bakar kemenyan asli Indonesia.
Masyarakat mungkin sudah tercuci otaknya dengan banyaknya tayangan TV terutama sinetron yang menggambarkan dukun jahat yang membakar kemenyan. Pemirsa digiring untuk memiliki persepsi buruk tentang kemenyan.
Mewangikan ruangan membawa suasana tertentu, memang tidak semua jenis wewangian nyaman. Hal ini kembali kepada selera individu. Misalnya saya yang nyaman dengan aroma melati dari agarbatti merk Dar**an namun merasa mual dengan merk Sub**ga padahal sama-sama aroma melati. Walaupun memang paling enak aroma melati dari bunga asli, kalau yang ini tak ada mampu menandingi.
Kembali kepada mengapa wangi kemenyan sering menimbulkan kontroversi hal ini seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa orang-orang digiring untuk memiliki persepsi negatif padahal kemenyan hanya salah satu varian wewangian yang ada. Hingga sekarang banyak sekali penjual minyak wangi, kayu gaharu, bukhur dan wangi-wangian sejenis dupa di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Saya pernah mendapat oleh-oleh minyak Jafaron dari seorang teman yang pulang umroh. Nah, herannya kenapa kok nggak ada yang bilang wangi-wangian itu media untuk musrik ya... apa karena berasal dari arab? Padahal saya pernah baca kalau sebagian besar konsumen petani kemenyan di Sumatera adalah orang timur tengah. Nah... jangan-jangan wewangian yang dijual di arab sana bahan bakunya itu juga. Waduh...

Rabu, 25 Desember 2013

Doa untuk mengawali segalanya



Saya lahir dan tinggal dalam masyarakat jawa. Sejauh pengetahuan saya dalam khasanah budaya Jawa ada hal menarik bahwa sebelum mengawali segala sesuatu sebaiknya diawali dengan doa. Dalam budaya dan kepercayaan lainpun saya melihat bahwa doa menjadi hal yang lazim dan sudah menjadi 'custom' dalam kehidupan setiap individu. Bahkan dalam beberapa budaya doa juga diwujudkan dalam bentuk persembahan fisik atau sesajen yang kaya makna.Doa sebagai bentuk dari keihklasan dalam mewujudkan suatu keinginan. Dalam catatan saya ini saya juga ingin mengawali posting pertama dengan doa.

In the Name of the Creator of all things both visible and invisible ............................ ............................ Amen.

Lho, kok hanya titik-titik saja?
Ya, bagi saya doa tak perlu dikoar-koarkan. Doa bukan iklan yang digembar-gemborkan. Bukankah tuhan mengetahui segala bahasa bahkan bahasa yang tak terucapkan.Marilah berdoa dengan ikhlas kawan

Penulis