Pages

Jumat, 13 Maret 2015

...dan aku iri

Malam itu, bukan malam yang romantis... hanya malam biasa di tepi jalan tempat warung tenda sederhana yang kau tawarkan padaku. Banyak kata yang sebagian hanya melayang-layang di kepalaku dan hilang, pergi berlalu bagai kendaraan lalu lalang di jalan raya membentang panjang di hadapan kita, mungkin aku telah lupa banyak kata yang terucap malam itu. 
Ada secuil pemahaman yang baru kutahu darimu bahwa aku tidaklah seindah yang kau harapkan... aku telah berusaha sampai tulang sungsum untuk menjadi pantas namun aku tak mampu melawan DNA tubuhku untuk menjadi sedikit menyerupai hayalanmu, sekelebat perempuan tak dikenal di jalan itu bahkan kau katakan sangat indah.... dan aku iri.
Kau bilang dalam mimpi pun keindahan itu bukan milikku.... dan aku iri.
Aku telah berbohong padamu sayang,
Aku berbohong bahwa aku baik-baik saja
Aku berbohong dengan tawaku
Aku berbohong bersikap tegar
Aku berbohong dengan senyumku
Aku berbohong keceriaanku
Aku berbohong berkata hatiku tawar
Yang paling menyakitkan dari semua kebohongan itu adalah kau mempercayainya

...dan aku iri



0 komentar:

Posting Komentar